Wednesday, July 15, 2009

Muara Angke 11 Juli 2009, Terima Kasih untuk para Donatur

Hari pertama, Muara angke, P.onrust, rambut, pramuka, kotok.
Jam di tanganku baru saja menujukan pukul 6 pagi, tetapi 80 adik-adik dari 8 rumah singgah dan taman baca sudah berkumpul dengan rapi di parkiran muara angke, entah jam berapa mereka bersiap dari rumah. Setelah pembagian tas yang berisi kaos,buku dan alat tulis, perlengkapan mandi, camilan pagi dan penjelasan tentang aturan yang harus mereka lakukan, merekapun bergerak teratur menaiki kapal “monggo Mas” menuju pulau onrust. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 30 menit mereka lalui dengan nyanyian “nenek moyangku seorang pelaut”... sedihnya ketika awalnya mereka tidak hapal lagu ini, sehingga para relawan menyanyi berulang kali sampai mereka hapal.

Setibanya di onrust, mimik muka mereka langsung berubah. Sebagian dari adik-adik menunjukan muka terkejut, takut dan penasaran. Pulau yang hanya di penuhi oleh puing-puing bekas museum ini terlihat begitu angker. Upacara pembukaan pun dimulai, tak lama lagu Indonesia Raya berkumandang di pulau ini, disusul dengan lagu bangun pemuda pemudi, sayangnya ada beberapa adik yang tidak hapal dengan lagu bangun pemuda pemudi. Sambil sarapan pagi, adik-adik di ceritakan tentang sejarah pulau onrust, yang awalnya digunakan sebagai pelabuhan pemberangkatan jamaah haji. Dan tak lupa pembagian LKS (lembar kerja seru) yang harus mereka bawa dan jawab selama acara. Kemudian mereka berjalan menyelusuri seluruh pulau.dan kembali ke kapal untuk menuju pulau rambut.

P. Rambut, tempat penangkaran burung- burung dan beberapa hewan yang tak bisa di lihat di jakarta. Di pulau ini, semua orang tidak boleh berisik. Karena itu akan mengganggu hewan yang ada.. jadi kami semua memasuki pulau dengan perlahan dan tanpa suara. Menyelurusi semak-semak yang di penuhi oleh kotoran burung. Sayang kami tidak diijinkan menaiki menara, sehingga tidak bisa melihat pemandangan disekeliling pulau Rambut. Tetapi kekecewaan terbayar sudah ketika melihat ular piton di dalam pohon dan biawak yang berjalan santai dipinggir pantai..

Setelah 2 jam perjalanan, kamipun tiba di P.pramuka... tempat peristirahatan kami. Badan lelah dan kantuk tidak menghalangi adik-adik untuk melanjurkan kegiatan berikutnya, yaitu melihat penangkaran elang di pulau kotok. Disana kami melihat elang bondol cacat yang tengah di karantina. Elang-elang itu merupakan elang yang sudah dirusak oleh manusia, sehingga mereka tidak bisa terbang.

Banyak sekali pengalaman yang di dapat oleh adik-adik ini, dimulai dari tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak ekosistem baik di darat maupun di laut dan juga membantu untuk terus melesatarikan lingkungan yang ada. mereka juga belajar untuk bertanggung jawab atas segala tindakan nya seperti menjaga barang-barang pribadi nya, bertanggung jawab apabila kehilangan barang atas kecerobohan sendiri, mencuci dan membersihkan peralatan yang mereka gunakan. Serta bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuatnya.

Hari ke dua, Pulau Pramuka dan Karya

Hari kedua dimulai dengan senam pagi dan kreasi dari masing – masing rumah singgah. Jam 6 pagi, mereka sudah ada di lapangan untuk senam pagi, bermain dan juga menampilkan yel- yel serta kreasi dari rumah singgah masing- masing. Dengan waktu yang hanya 10 menit, mereka mempersiapkan yel-yel. Ada yang merubah lirik lagu garuda di dadaku, lupa lupa ingat sampai menggunakan lagu-lagu tradisional. Sungguh hebat sekali adik-adikku ini... semoga mereka menjadi generasi muda yang peduli terhadap sesama dan lingkungan.. menjadi penerus bangsa yang membanggakan.

Jam bebas di gunakan untuk berenang di pulau karya. Serasa tak peduli berapa banyak karang yang menghujam kaki mereka, canda dan tawa tetap mengema disepanjang pantai.. senyum mereka dari adik-adik membuyarkan keletihan relawan yang sibuk memasak, mengangkut-angkut barang, serta menjadi runner yang harus menjaga keselamatan adik-adik semuanya.
Perjalanan pulang,
Kali ini, laut sedikit tidak bersahabat dengan kita. Ombak sedang membuat kapal berguncang dan menghasilkan “serangan jackpot” bagi adik-adik ataupun relawan. Banyak nya adik-adik yang mual menyebabkan team medis dan relawan pendamping harus siaga untuk memberikan pengobatan, membersihkan “jackpot” dan juga membopong mereka..... tapi akhirnya kami semua selamat sampai muara angke. Pembagian hadiah serta kenang-kenangan dari kks melati pun menutup pertemuan dan kegembiraan kami.


Another great days and experiance buat kami para relawan..berharap senyum dan tawa yang menggema di lautan akan terus terdengar... sampai ketemu di outing taun depan ya de....

PS: thousand thanks buat para donatur yang sudah memberikan donasi baik itu berupa uang ataupun barang serta doa yang selalu mengiringi sehingga outing ini bisa terwujud.... ;)




0 comments:

Post a Comment